Penetapan 1 Syawal berbeda (cari nyamannya saja..?)

Lebaran, besok atau lusa ya ?

Hari ini, senin (29/08/11), lewat sebuah stasiun tv swasta nasional, tertayang kegiatan shalat idul fitri aliran tertentu dalam umat Islam. Tentu, mereka hanya sebagian kecil dari mayoritas kaum muslimin tanah air.

Besok telah ditetapkan oleh ormas Muhammadiyah sebagai tanggal 1 syawal, entah pemerintah kapan, mungkin lusa atau mungkin besok juga serupa dengan Muhammadiyah...?

Belajar dari tahun-tahun sebelumnya perbedaan penentuan bukan hal baru, umat telah sering berada pada posisi menanti dan kemudian harus memilih satu dari sekian keputusan penetapan idul fitri.

Sebagai bagian dari kebanyakan rakyat Indonesia, saya teringat seorang kawan, yang tak mau larut dalam perbedaan dan kengototan masing-masing pihak pada pendapatnya sendiri.

Kawan tersebut, mengambil jalan yang nyaman saja, memulai puasa pada hari terakhir dari keputusan ormas tertentu atau pemerintah. Jadi sekiranya untuk penentuan awal puasa terdapat sejumlah pendapat, misalnya ormas A puasanya jatuh tanggal 1, ormas B jatuh tanggal 2 maka kawan tersebut akan mengikut pada ormas yang puasa pada tanggal 2.

Demikian pula pada penetapan hari raya, dia akan mengikut pada siapa yang lebih duluan berlebaran, jadi kalau hari lebaran terdapat berbagai pendapat dan keyakinan, maka dia akan mengikut pada yang lebih cepat berlebaran. Prinsip dasarnya menurut kawan tadi, semua punya alasan sendiri, kita sebagai orang awam ya ngikut saja yang lebih membuat kita nyaman saja, bukankah semua penentuan itu adalah hasil keputusan orang cerdik pandai dan punya wawasan luas dalam ilmu keagamaan?

Hemmm...., kenapa pula kawan itu memilih cara yang tergolong unik tsb?? Sebentuk putus asakah? Atau ini pertanda betapa dia bingung melihat kepemimpinan dalam tubuh umat...? Wallahu A’lam