Temani aku untuk menikah... |
Kapan waktu yang tepat untuk menikah? Pertanyaan ini bagi sebagian orang, bisa menjelma rupa sebagai rasa gelisah, jengkel, takut atau berbunga-bunga, tergantung kepada siapa pertanyaan ini dilemparkan.
Bagi anda yang sudah sekian lama menjalin hubungan dengan kekasih, mitra atau apalah namanya (sebagian orang tak mengenal istilah kekasih atau pacaran), mungkin sudah tiba masanya memberi jeda bagi diri, berpikir ulang dalam merencanakan hidup bersama calon anda. Yakinkah anda pada pasangan anda sekarang, seberapa serius anda menata cerita masa depan kelak atau jangan-jangan si dia yang kini menyertai anda jauh dari ideal pasangan yang anda dambakan?
Prinsip utama dalam memutuskan kapan menikah adalah pertimbangan dan pertimbangan. Namun pertimbangan yang dimaksud bukan terfokus pada pertimbangan berlebih-lebihan yang menguliti habis calon anda dan tidak menyisakan sediktpun ampun bagi dia. Semua hendaknya diletakkan pada posisi yang seimbang. Sejumlah item yang disarankan pada anda dalam memilih jadi menikah atau tidak diantaranya :
Harus ada calon pasangan (kekasih, mitra, teman dekat atau apalah namanya), agak sulit merencanakan waktu menikah tanpa keberadaan si calon. Bila anda lelaki, barangkali keutamaan kultural berpihak pada anda dalam mencari kandidat calon, namun bagaimana halnya dengan kaum wanita yang tak leluasa mencari, apalagi menawarkan diri. Solusi untuk kaum wanita adalah mintalah bantuan pada keluarga, tetangga yang bisa dipercayai, atau perluaslah pergaulan anda dengan menyegarkan kembali hubungan pertemanan dengan kawan lama atau bergabunglah dengan kegiatan sosial kemasyarakatan dimanapun sepanjang anda sanggup dan tidak membebani. Intinya kian luas pergaulan anda maka semakin bertambah besarlah peluang untuk bertemu dengan calon pasangan. Jangan batasi pergaulan dengan segelintir orang saja. Berlatihlah membuka diri, menerima pandangan-pandangan baru sepanjang itu tidak menyalahi etika moral dan agama.
Sangat disarankan bagi anda untuk memilih pasangan yang seiman (anda tentu lebih punya setumpuk alasan untuk itu)
Jangan cepat menyimpulkan sesuatu, misalnya anda mendekati seseorang namun nampaknya si dia tidak memberi respon positif, maka jangan cepat menyerah, usaha lagi dan lagi. Gunakan segala sumberdaya untuk merebut hati dan keinginannya agar dekat (setuju untuk menikah) dengan anda.
Jangan cari pasangan yang sempurna, sebab yakin saja di dunia ini tiada satu pun manusia yang sempurna, justru kehadiran kita untuk melengkapi ketidaksempurnaan tadi, menggenapkan yang kurang, menutupi celah yang ada. Boleh jadi Si dia cerdas namun terkendala oleh sikapnya kurang bisa bersosialisai dengan baik, barangkali dengan kehadiran anda yang ‘ceria’ dapat melengkapkan hari-harinya. Distulah daya tarik anda bagi si dia.
Menikah pada saat segala sesuatu telah tersedia tentu sangat bagus dan didambakan setiap pasangan yang baru memulai hidup baru. Namun pada sebagian kasus, item tersebut bisa jadi batu penghalang. Jadi pendekatannya sangat kasuistik, jika memang si dia berpenghasilan tidak sesuai ekspektasi anda, janganlah menuntut berlebihan, mengharuskannya membangun rumah yang besar terlebih dahulu, punya mobil pribadi, tabungan sekian dan seterusnya. Bayangkan berapa kerugian waktu bagi anda berdua, bila untuk meraih semua persyaratan dan target anda, misalnya dibutuhkan waktu 3 atau 5 tahun? Dalam rentang waktu tersebut, jika anda berdua memutuskan menikah tentu pencapaian bersama telah sampai pada titik tertentu yang mungkin tak pernah dibayangkan sebelumnya. Seperti dikaruniai anak atau bentuk-bentuk rezeki yang lain. Pada dasarnya jangan takut menikah karena khawatir kelaparan atau jatuh miskin, setiap makhluk di muka bumi telah dijamin rezekinya oleh Sang Pencipta. So be optimis.....
Minta pertimbangan dari keluarga dekat terutama sekali kedua Orang Tua. Atau sebagai pembanding, dengarkanlah pertimbangan atau analisa (second opinion) dari orang yang dapat anda percayai tentang keberadaan si calon. Mungkin pertimbangan dari teman dekat anda yang betul-betul punya perhatian tulus pada anda. Namun ingat, tak disarankan meminta pertimbangan dari banyak orang, pilihlah saja dari sedikit orang, sebab terlalu banyak pertimbangan juga terkadang malah kontra produktif dari tujuan semula. Apalagi jika pertimbangan itu lebih menjurus (semata-mata berfokus) pada mencari kesalahan, kekurangan dan kelemahan calon pasangan anda.
Diskusikan pada calon pasangan anda tentang rencana masa depan seperti apa yang dia kehendaki, dengan begitu anda punya referensi tentang model kehidupan seperti apa yang bakal anda arungi.
Tanya diri anda sendiri, sudah siapkah anda menempuh hidup baru, jika sama sekali tidak ada setitik pun yakin, maka jangan pernah meneruskan langkah anda. Sedikit rasa ragu tak masalah, malah itu lumrah dalam memulai sesuatu, rasa ragu itu adalah vitamin bagi jiwa dalam proses penebalan semangat untuk mematangkan diri dan berjaga-jaga atas kemungkinan tertentu.
Sangat disarankan agar anda terbuka pada calon pasangan anda demikian pula sebaliknya; mengungkap pikiran, harapan dan segala sifat kita baik itu adalah kekurangan atau kelebihan kita. Diharapkan dengan begitu anda akan lebih terbantu dalam mempelajari peta geografis kepribadian calon pasangannya. Langkah ini bisa pula dilakukan dengan bantuan orang kepercayaan anda yang juga akrab dengan si calon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar