dirimu semisterius semesta
belukar impuls loncat di benak, kau tangkap seketika
karna puisi serupa jalan jalan kecil
saban sore diziarahi pejalan, remaja pacaran atau pasangan tua, menghisap hari di kotamara
kotamara,
tanah lapang tempat cinta dan keringat menjadi kerak yang melapis tegel sepanjang setapak
seluruh tubuh dan bulu mu basah, hatimu juga basah
tapi matamu tidak,
yang enggan basah pada kagum sejenak
karna kulitmu selapis debu
maka tak putus putus doa dan himne bersalto di udara
berlomba suara azan
sayup melengking dari ponsel cina di tangan penjual air mineral
modernisasi menimbun semua yang lampau
menerkam segala karat kuno, picik
dan terutama sekali,
modernisasi akan ditulis oleh mereka yang tak banyak ribut dengan suara,
tapi bekerja dalam hening,
seperti otakmu,
diam dalam bunyi,
namun ribut menggerakan bibir, kaki, tangan dan semua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar