hanya puisi
kita merdeka
bersenyawa partikel
menetes bening indah, dari murni senyum
hanya puisi
kata dan doa menjelma tinju
mengelopak eritrosit di sekujur sel
hanya puisi
pertanyaan kita
meruap sebagai udara
terembun di setiap simpang jalan
jadi tanda,
penuntun dalam mengeja seribu wangi
hanya puisi
kekasih menjelma kekasih
Selasa, 01 Mei 2012
Penyair
baru saja penyair tua melempar kata, seumpama serbuk styrofoam memutih, ringan, tak berpijak,
seperti engkau yang menyelipkan sehelai bulu angsa di arus derasnya sungai
bercumbu kilau matahari yang berkilat,
sungai dan penyair tua, persis seperti kelapa muda dengan air nan gurih
anak-anak muda, mahasiswa itu,
menjolok kesal penumpang angkot yang pengap,
dimanakah ketulusan itu bermula:
pita suara demonstran yang mabuk karena orasi, asap ban racun paru-paru
atau,
ibu dengan setumpuk kantung kresek, berisi sayur, ikan dan buah impor busuk yang dijual murah
atau,
polisi yang letih mengalihkan arus kendaraan yang membara
atau,
pada anggota dewan yang tak jenuh berkaca pada suara dalam diri
penyair tua baru saja melempar kata,
menjaring harapan-harapan semu,
bahwa hari ini engkau demonstran, mahasiswa yang marah,
entah sang waktu menahan perih
betapa besok uang dan kerakusan membungkam engkau dalam sepi
seperti engkau yang menyelipkan sehelai bulu angsa di arus derasnya sungai
bercumbu kilau matahari yang berkilat,
sungai dan penyair tua, persis seperti kelapa muda dengan air nan gurih
anak-anak muda, mahasiswa itu,
menjolok kesal penumpang angkot yang pengap,
dimanakah ketulusan itu bermula:
pita suara demonstran yang mabuk karena orasi, asap ban racun paru-paru
atau,
ibu dengan setumpuk kantung kresek, berisi sayur, ikan dan buah impor busuk yang dijual murah
atau,
polisi yang letih mengalihkan arus kendaraan yang membara
atau,
pada anggota dewan yang tak jenuh berkaca pada suara dalam diri
penyair tua baru saja melempar kata,
menjaring harapan-harapan semu,
bahwa hari ini engkau demonstran, mahasiswa yang marah,
entah sang waktu menahan perih
betapa besok uang dan kerakusan membungkam engkau dalam sepi
Langganan:
Postingan (Atom)