Minggu, 11 Desember 2011

Bakso

Sobat, harus yakin dan lakukan apa yang bisa dilakukan, itu bagi yang ingin perjalanan hidup berpihak pada garis sukses. Demikian kira-kira penuturan Mas Gandhi, penjual bakso keliling yang entah sudah berapa kali ku belajar ttg "ilmu hidup".
Datang menyeberang dari tanah Jawa ke Sulawesi, berkali-kali ganti profesi dan usaha sebelum akhirnya 'klop' dengan bakso. Ia menemukan jalan pengabdian, pada diri, keluarga dan sekitarnya dengan berkhidmat jualan bakso. Mas Gandhi sukses, dari hasil usaha, ia kini bisa membangun rumah dan sekolahkan anak-anaknya.  Selamat Mas,

Senin, 05 Desember 2011

Beliau

Telah beberapa partai datang melamar, agar bersedia menjadi bakal caleg pada pileg yang lalu. Semua ditolak dengan halus, padahal beliau lumayan populer dan merakyat, pikiran-pikirannya pun cerdas dan membumi, beliau adalah kawan, sahabat dan saudara bagi banyak orang. Beliau mampu menganalisa bertumpuk tema dengan beraneka sudut pandang. Bukan itu saja, beliau pun berani mengejar pencuri yang bersenjata tajam seorang diri, luar biasa, entah apakah itu konyol atau jantan? Menurutku itu sebentuk konsistensi. Apa yang keluar dari mulutnya untuk menjaga ketertiban kampung terbukti sudah, diwujudkan dengan 'kenekatannya' menangkap pencuri bahkan bila itu membahayakan dirinya.
Tapi entah mengapa beliau tak bersedia dicalonkan sebagai caleg? Saya bertanya langsung padanya, ternyata alasannya satu saja; dia takut berjanji pada konstituen pemilihnya, takut bila nanti tidak ditepati...

Bergunung Percaya

Saya tersentuh kisah seorang sahabat, datang jauh dari kampung ke tanah Makassar, lanjutkan studi di salah satu kampus terkemuka. Sedari awal, ia telah menyadari, kehendaknya menuntut ilmu tak ditopang dukungan finansial, satu semester pertama, masih ada sedikit dana kiriman dari kampung, tapi memasuki semester kedua dan seterusnya, ia harus mencari sendiri, betul-betul cari sendiri. Keluarga di kampung tak punya kemampuan lagi, ada sih sejumlah kerabat, sebenarnya bisa meringankan beban namun tak tergerak sejengkal pun.
Dia manusia tangguh, terlalu perkasa untuk dikalahkan oleh apapun, kini bekerja apa saja, asal halal demi selesainya studi. Saya tak ingin bercerita jauh tentang apa-apa yang sudah dia lakukan. Namun sebagai manusia, kita punya bergunung percaya, besok dan nanti, waktu akan berpihak padamu sobat....
Maju....!

Rakyat yang butuh waktu

Buang sampah sembarangan, parkir seenaknya, nyalip kendaraan tanpa aturan, sungai/ selokan penuh kotoran. Coba lihat sekeliling, gambaran sederhana itu tentu tak sulit kita jumpai. Masih banyak contoh, bila ingin memberi kekuatan pada fakta bahwa rakyat negeri ini masih perlu waktu untuk menjadi rakyat teladan dan bisa diandalkan...