pagi, uap secangkir melati menari
bersama aroma teh gunung
uap yang sama tercium dari pucuk bukit di tepi kampung, dari senyum gadis desa
rambut digerai lepas serupa nyiur
dihempas angin laut
pagi, ingatan jauh
ketika kabut baru menggumpal
melayang semangat anak muda
setelah usai tuntaskan novel pergerakan
sebuah berita,
bahwa keberanian,
kehangatan matari pagi,
menanjak menua ke titik tertinggi
sebelum meluncur jadi senja memerah saga
pagi, adakah indah selain saat ini, disini..
Minggu, 04 Desember 2016
Senin, 02 Mei 2016
hujan di wantiro
rindu seperti hujan di hutan,
jika rintik, jika menderas
tanah bumi tak menolak
rindu persis embun basah
merembes di pori wajah
lahir pada detik paling purba
kekal
menjelma segala
percuma kau tanya apa itu rindu
segala soalan yg kau ajukan ihwal rindu
ialah gemuruh; lapis lapis gelora
gelombang maha gelombang
sore ini, kau pandanglah saja tulus wajah bocah dalam gendongan ibunya,
berteduh di kedai pisang goreng bukit wantiro
rindu seperti hujan di hutan
jika rintik, jika menderas
seluruh rasa jelma segala
jika rintik, jika menderas
tanah bumi tak menolak
rindu persis embun basah
merembes di pori wajah
lahir pada detik paling purba
kekal
menjelma segala
percuma kau tanya apa itu rindu
segala soalan yg kau ajukan ihwal rindu
ialah gemuruh; lapis lapis gelora
gelombang maha gelombang
sore ini, kau pandanglah saja tulus wajah bocah dalam gendongan ibunya,
berteduh di kedai pisang goreng bukit wantiro
rindu seperti hujan di hutan
jika rintik, jika menderas
seluruh rasa jelma segala
Langganan:
Postingan (Atom)